Gempa-Tsunami Palu-Donggala: Korban Jiwa Capai 2.256 Orang, Total Kerugian & Kerusakan Hingga Rp 13,82 T


Pemukiman hancur akibat gempa di Sulawesi Tengah
Sumber: Tribunnews.com
Pada tanggal 28 September 2018 silam, nusantara kembali berduka. Pasca gempa Lombok Juli lalu, Indonesia diguncang gempa bumi lagi. Provinsi Sulawesi Tengah dilanda gempa dan tsunami yang memakan ribuan korban bencana dan menyebabkan kerugian serta kerusakan yang begitu dahsyat. Satu bulan sudah berlalu, namun, daerah dan korban terdampak bencana masih jauh dari kata pulih.

Sumber: Kemenkes RI
Berawal dari pukul 14:00 WIB pada hari Jumat (28/9), gempa sebesar 5,9 SR menimpa Palu-Donggala dan sekitarnya. Pada pukul 17:02, gempa susulan yang lebih dahsyat sebesar 7,7 SR kembali mengguncang Kota Palu dan Donggala. Gelombang tsunami 1 dan gelombang selanjutnya datang 20-25 menit pasca gempa. Pasca bencana, pemerintah menetapkan Tanggap Darurat pada Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Parigi Moutong hingga tanggal 11 Oktober 2018.

Duka utama datang dari nyawa yang hilang dari bencana tersebut. Dari data yang dikumpulkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, terhitung 2.256 korban jiwa yang meninggal dunia dan sudah dimakamkan. 1.703 korban yang meninggal dunia berasal dari Kota Palu, 171 dari Donggala, 366 dari Sigi, 15 dari Parigi Moutong, dan 1 dari Pasangkayu. 1.309 orang masih dinyatakan hilang, 4.612 menderita luka berat dan dirawat inap, serta 36.393 dengan luka ringan dirawat jalan. Rekaman data yang terkumpul per 21 Oktober 2018 ini juga mencatat 223.751 korban yang masih tersebar di 147 titik pengungsi.

Sumber: Kemenkes RI
Dalam kondisi pasca bencana, korban bencana rentan penyakit pula. Terhitung 10 Oktober 2018, Pusat Krisis Kesehatan mencatat 177 orang yang mengidap Infeksi Saluran Pernapasan Atas, 34 yang terkena diare akut, 11 yang mengidap Influenza Like Illness (Penyakit serupa Influenza), 5 yang hipertensi, 5 dengan penyakit kulit, 1 dengan demam, dan 1 dengan dugaan demam thypoid. Namun, dengan total bantuan 1.793 tenaga kesehatan yang terdiri dari tenaga kesehatan bidan, farmasi, dokter, perawat, penata anestesi, dan non medis, para korban diharapkan dapat cepat pulih dan sembuh.

Duka lain juga datang dari kerugian ekonomi dan kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi dan tsunami tersebut. Wilayah-wilayah yang dianggap mengalami kerugian dan kerusakan paling parah meliputi Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong. Berdasarkan data per 20 Oktober 2018, total kerugian mencapai Rp 1,99 trilyun dan kerusakan mencapai Rp 11,83 trilyun. Dampak kerugian dan kerusakan akibat bencana ini terdiri dari 5 sektor pembangunan, yaitu sektor permukiman sebesar Rp 7,95 trilyun, sektor infrastruktur sebesar Rp 701,8 milyar, sektor ekonomi produktif sebesar Rp 1,66 trilyun, sektor sosial sebesar 3,13 trilyun, dan lintas sektor sebesar 378 milyar.


Kondisi pemukiman pasca gempa Palu-Donggala
Sumber: Twitter/@bagjasatiya
Dampak kerugian dan kerusakan di sektor permukiman paling besar. Bangunan dan infrastruktur yang hancur akibat bencana meliputi 68.451 unit rumah, 327 tempat ibadah, 265 unit sekolah, 78 unit perkantoran, 362 unit toko, 168 titik retak di jalan, dan 7 unit jembatan. Masyarakat harus kehilangan tempat tinggalnya, berikut pula fasilitas-fasilitas umum yang merupakan bagian dari pembangunan nasional. Pemukiman dan bangunan di sepanjang pantai di Teluk Palu rata tanah dan rusak berat setelah diterjang tsunami dengan ketinggian antara 2,2 hingga 11,3 meter dengan landaan terjauh mencapai 0,5 km. Pemukiman di Balaroa juga mengalami amblesan dan pengangkatan. Sementara itu, likuifasi atau pencairan tanah di Pelobo, Jono Oge, dan Sibalaya telah menenggalamkan pemukiman dan menyebabkan ribuan rumah hilang.

Data yang sudah terkumpul ini masih berupa perhitungan sementara. Tim Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana masih terus melakukan pendataan dan kaji cepat untuk menghitung dampak bencana lebih tepat. Namun, jumlah kerugian dan kerusakan diperkirakan akan bertambah seiring dengan pendataan, mengingat bencana yang begitu luas dan masif.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menyatakan bahwa untuk membangun kembali daerah terdampak bencana, periode rehabilitasi dan rekonstruksi diperkirakan akan memerlukan anggaran lebih dari Rp 10 trilyun. Ia mengakui bahwa ini bukan tugas yang mudah dan ringan, namun Pemerintah dan Pemda akan siap membangun yang lebih baik dan aman kembali nantinya, yaitu sesuai dengan prinsip build back better and safer.



Comments

Popular posts from this blog

Dominasi 40 Persen Suara Pemilu 2019, Kandidat Pilpres Perlu Bekerja Keras Memikat Suara Kelompok Milenial

Menyoroti Eksklusifitas Semu Fasilitas FISIP UNAIR