Gempa-Tsunami Palu-Donggala: Korban Jiwa Capai 2.256 Orang, Total Kerugian & Kerusakan Hingga Rp 13,82 T
Pemukiman hancur akibat gempa di Sulawesi Tengah Sumber: Tribunnews.com |
Sumber: Kemenkes RI |
Berawal dari pukul 14:00 WIB
pada hari Jumat (28/9), gempa sebesar 5,9 SR menimpa Palu-Donggala dan
sekitarnya. Pada pukul 17:02, gempa susulan yang lebih dahsyat sebesar 7,7 SR
kembali mengguncang Kota Palu dan Donggala. Gelombang tsunami 1 dan gelombang
selanjutnya datang 20-25 menit pasca gempa. Pasca bencana, pemerintah
menetapkan Tanggap Darurat pada Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala,
dan Kabupaten Parigi Moutong hingga tanggal 11 Oktober 2018.
Duka utama datang dari nyawa
yang hilang dari bencana tersebut. Dari data yang dikumpulkan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, terhitung 2.256 korban jiwa yang meninggal dunia
dan sudah dimakamkan. 1.703 korban yang meninggal dunia berasal dari Kota Palu,
171 dari Donggala, 366 dari Sigi, 15 dari Parigi Moutong, dan 1 dari
Pasangkayu. 1.309 orang masih dinyatakan hilang, 4.612 menderita luka berat dan
dirawat inap, serta 36.393 dengan luka ringan dirawat jalan. Rekaman data yang
terkumpul per 21 Oktober 2018 ini juga mencatat 223.751 korban yang masih
tersebar di 147 titik pengungsi.
Sumber: Kemenkes RI |
Duka lain juga datang dari
kerugian ekonomi dan kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi dan tsunami
tersebut. Wilayah-wilayah yang dianggap mengalami kerugian dan kerusakan paling
parah meliputi Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi
Moutong. Berdasarkan data per 20 Oktober 2018, total kerugian mencapai Rp 1,99
trilyun dan kerusakan mencapai Rp 11,83 trilyun. Dampak kerugian dan kerusakan
akibat bencana ini terdiri dari 5 sektor pembangunan, yaitu sektor permukiman
sebesar Rp 7,95 trilyun, sektor infrastruktur sebesar Rp 701,8 milyar, sektor
ekonomi produktif sebesar Rp 1,66 trilyun, sektor sosial sebesar 3,13 trilyun,
dan lintas sektor sebesar 378 milyar.
Kondisi pemukiman pasca gempa Palu-Donggala Sumber: Twitter/@bagjasatiya |
Data yang sudah terkumpul ini
masih berupa perhitungan sementara. Tim Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan
Nasional Penanggulangan Bencana masih terus melakukan pendataan dan kaji cepat
untuk menghitung dampak bencana lebih tepat. Namun, jumlah kerugian dan
kerusakan diperkirakan akan bertambah seiring dengan pendataan, mengingat
bencana yang begitu luas dan masif.
Kepala Pusat Data Informasi
dan Humas BNPB menyatakan bahwa untuk membangun kembali daerah terdampak
bencana, periode rehabilitasi dan rekonstruksi diperkirakan akan memerlukan
anggaran lebih dari Rp 10 trilyun. Ia mengakui bahwa ini bukan tugas yang mudah
dan ringan, namun Pemerintah dan Pemda akan siap membangun yang lebih baik dan
aman kembali nantinya, yaitu sesuai dengan prinsip build back better and safer.
Comments
Post a Comment